blogs mood


Minggu, 06 September 2015

Holaaa...
Udah beberapa bulan ya guys setelah lulus...ngenesnya sekolah gw baru wisuda besok 😔
Dan lebih ngenesnya, aku gabisa ikut :'(
...
Udah hampir 3 mingguan aku dibekasi, yaap tempat kakakku. Disini siih sekeluarga, renovasi rumah gitu dehh..
Dan ijazah sudah ditangan sebelum aku kesini, itu yg jadi alasan keluarga ngapaain aku harus pulang...
Awalnya sii iya, aku ngga mau pulang karena malu, temen-temen sudah dapat kerjaan dan aku belom. Tapi, sekarang rasanya pengin bgt ngumpul sama temen-temen 😢 *labil bgt yaa
...
Yaaa, entahlah...nggatau mo gimana lagi, ngambek beneran deh ini 😷😷😷

Senin, 20 April 2015

Aku bisa tersenyum di depan oranglain. Tapi, kenapa aku sendiri tak bisa tersenyum pada diriku sendiri?

Aku selalu ingin tau kabar darinya, kepo, nge-stalk tiap hari. Tapi ketika aku bertemu, aku merasa muak, sebel, kesel, males, benciiiii banget sama dia.

Ya Tuhan….kenapa aku harus dalam kondisi seperti ini?

Apa aku bisa untuk terus menahannya? Semua kemarahanku, emosiku, rasa ingin tahuku. Aku ingin mengajukan beribu pertanyaan kapadanya. Mengungkapkan apa yang aku rasakan selama ini. Tapi kenapa semua itu terhapus begitu saja ketika aku bertemu dengannya.

Mereka, mengatakan apa yang mereka lihat, dan berbicara tentang perpisahan. Tidakkah itu doa? Lalu, apa aku harus terus menghubunginya? Sedangkan aku sendiri tidak mau jadi penghalang impiannya.


Apa yang harus aku perbuat?


note : 14April2015

Minggu, 15 Februari 2015

Nico and Rara. part 1

Siang itu Rara dan Rita, kedua sahabat itu duduk-duduk di taman kampus sambil berbincang-bincang. “Ra, gimana? Udah siap untuk ujian akhir kampus?”, Tanya Rita. “Entahlah rit, aku masih ngrasa agak belum siap aja, atau mungkin karena kurang yakin aku gak tau”, jawabku dengan wajah yang agak muram. Dilihatnya sahabatnnya itu murung, Rita sudah bisa menebaknya, “kamu ada masalah ya? Kenapa?”, Tanya Rita.

“Aku gak tau harus gimana lagi Rit, aku kadang ngrasa capek. Bentar lagi ujian akhir, tapi Nico?” jawabku lagi.

“kenapa Nico? Kalian ada masalah?”
“Aku tau Nico udah banyak dan sering banget sakit karena aku, tapi Rit! Ini udah sering banget, hamper tiap minggu dia pasti tiba-tiba bilang pengen udahan atau kalo enggak ya pengen break! Aku nggak ngerti sama dia…”

“…dia bilang biar kita sama-samabisa focus sama ujian, tapi kamu tau nggak! Gimana aku bisa focus? Sedangkan aku udah ketergantungan sama dia. Aku tiap hari selalu smsan sama dia, dan sekarang? Iya sih, dia bilang dan sebelumnya emnag kita udah ada komitmen untuk tetep focus dan tetep berhubungan, tapi tiap kali aku denger dia minta putus atau break aku udah langsung lemes rit…”, tenggorokanku mulai sakit dan suaraku pun mulai serak.

“Ra, aku tau kamu pasti bisa, udahlah jangan terlalu dipikirkan. Mungkin emang bener keputusan Nico kayak gitu, kalian bisa sama-sama focus untuk menghadapi ujian kan?”

“iya sih rit. Tapi apa iya harus dengan break? Aku tau aku sekarang sering banget sibuk dengan tugas-tugas kampus sampai aku bahkan sering ga ketemu dia walaupun kita satu kampus”

“mungkin saja dengan itu kamu justru bisa focus?

“gimana bisa focus? Aku malah sekarang lemes. Jujur rit, aku sebel benget aku juga sakit tiap minggu pasti dia seperti itu!” mataku pun mulai kabur.

“Ra, aku kenal kamu. Ini bukan pertama kalinya bukan kamu merasa terpuruk kayak gini? Dan selama ini kamu bisa menghadapinya? Lalu, untuk apa kamu khawatir gini?”

“aku khawatir ini bakal ganggu ujianku Rit, ujian akhir tinggal seminggu lagi dan Nico? Dia justru membuat keputusan seperti itu? Aku harus gimana Rit? dia bilang kia akan tetap berhubungan, tapi kenapa dia nggak ngehubungi aku dari kemarin? Apa aku juga bisa buat gak berhubungan dengan dia?”

“Ra, kamu itu kuat! Dan jangan menangis hanya karena cowok! Oke, kalian bersama udah lebih dari setahun dan ini bukan hal yang mudah, tapi kamu hanya perlu menghadapinya kan? Lalu, apa susahnya. Please girl, come on! Smile dong!”

Akupun tersenyum sedikit, aku teringat dulu awal-awal jadian aku sering minta putus tiap ada masalah. Tapi, Nico nggak pernah mambiarkan hubungan kita berakhir. Sampai pada akhirnya aku menyadari betapa dia benar-benar mencintaiku dan aku nggak bisa nglewati hari tanpa dia. Dan saat itulah aku merasa, mungkinkah Nico suatu saat akan memutuskan aku? Atau ingin break sama aku? Dan perasaanku berkata ‘ketika Nico bilang itu, mungkin dia sudah tidak mencintaiku lagi’. Entah kenapa aku berpikir begitu, dan sekarang itu terjadi. Aku nggak bisa ngkepas dia, tapi…..mungkin benar, dia sudah bosan denganku :”)


bersambung.... 

Note : possitif thinking, Ra J