dear cinta,
hai cinta, apa kabar?
kau tahu aku sangat merindukanmu?
ya, aku tahu kau memang tak akan pernah pergi dari hatiku
tapi, apa kau tahu betapa terkadang aku tersiksa dengan rinduku?
hai cinta...
sampaikan salamku untuk mereka,
untuk mereka yang sangat aku cintai,
mereka yang sangat aku rindukan,
mereka yang selama ini mengisi kekosonganku,
mereka yang membuataku tertawa, menagis, bahagia, sedih dan semua ceritaku
hai cinta,
pernahkan kau merasakan apa yang aku rasa?
ini adalah tulisanku untukmu, untuk kita dan tentang kita :)
ya, selamat pagi cinta :)
selamat datang di hatiku dan mekarlah sepanjang waktu :)
blogs mood
Senin, 29 September 2014
now, Monday Sept, 29th 2014
Malang
hai kamu yang di Tuban :)
gimana kabarnya?
ah, memang agak menyebalkan, jarak kita memang semakin dekat tetapi kanapa jarak masih menghalangi kita untuk berkomunikasi?
ini kan jaman modern bukan?
operator tidur? ah alasan tak mutu.
jadi kenapa, untuk menghubungimu begitu sulit? bukan masalah jarak tetapi masalah teknologi.
lalu, apakan kita akan menyalahkan teknologi? bukankah kita yang mencipataknnya? terus kanapa kita justru malah kalah pada teknologi?
ah, aku hanya bisa menghembuskan napasku dengan kesal. Apakah harus menyalahkan teknologi?
ah lupakan. yang jelas mamal ini aku berharap menjadi normal kembali :)
salamku untun keluarga di jogja (Prambanan dan Kotagede)
Malang
hai kamu yang di Tuban :)
gimana kabarnya?
ah, memang agak menyebalkan, jarak kita memang semakin dekat tetapi kanapa jarak masih menghalangi kita untuk berkomunikasi?
ini kan jaman modern bukan?
operator tidur? ah alasan tak mutu.
jadi kenapa, untuk menghubungimu begitu sulit? bukan masalah jarak tetapi masalah teknologi.
lalu, apakan kita akan menyalahkan teknologi? bukankah kita yang mencipataknnya? terus kanapa kita justru malah kalah pada teknologi?
ah, aku hanya bisa menghembuskan napasku dengan kesal. Apakah harus menyalahkan teknologi?
ah lupakan. yang jelas mamal ini aku berharap menjadi normal kembali :)
salamku untun keluarga di jogja (Prambanan dan Kotagede)
Minggu, 28 September 2014
Now, 28 Sept 2014
at Malang
aku tidak pernah tau sejauh mana aku melangkah, tetapi yang jelas aku tahu bahwakau akan selallu bersamaku. aku yakin suatu hari nanti kita akan taklukan dunia bersama :)
aku tak ingin dan tak akan berhenti di sini oleh rasa takutku. bagaiman bisa aku menaklukan dunia jika daerah yang kecil saja tak bisa ku taklukan.
jika memang aku tak harus menaklukannya, aku akan menikmatinya :)
aku tahu, kaupun merasakannya, tetapi kau harus jauh lebih kuat daripada aku.
karna suatu saat nanti, syair-syair rinduku akan menuai buah kerinduannya bersamamu :)
Hai, kau yang insyaallah semoga menjadi imamku, aku tahu kau itu mampu untuk menggandeng tanagku menuju surga-Nya :)
Paris, wait me!!!
at Malang
aku tidak pernah tau sejauh mana aku melangkah, tetapi yang jelas aku tahu bahwakau akan selallu bersamaku. aku yakin suatu hari nanti kita akan taklukan dunia bersama :)
aku tak ingin dan tak akan berhenti di sini oleh rasa takutku. bagaiman bisa aku menaklukan dunia jika daerah yang kecil saja tak bisa ku taklukan.
jika memang aku tak harus menaklukannya, aku akan menikmatinya :)
aku tahu, kaupun merasakannya, tetapi kau harus jauh lebih kuat daripada aku.
karna suatu saat nanti, syair-syair rinduku akan menuai buah kerinduannya bersamamu :)
Hai, kau yang insyaallah semoga menjadi imamku, aku tahu kau itu mampu untuk menggandeng tanagku menuju surga-Nya :)
Paris, wait me!!!
Sabtu, 27 September 2014
The Turtle World
The Turtle World. Bukan tentang dunia kura-kura
ataupun kehidupan kura-kura, melainkan tentang dunia kita dan kehidupan kita.
Seperti judulnya, The Turtle World menceritakan tentang seekor kura-kura
raksasa yang telah tua sama seperti bumi kita. Cangkang yang semula tandus dan
gersang dengan hanya ada batuan dan gunung-gunung, kini hujan yang turun mulai
memberi tanda-tanda kehidupan. Pohon-pohon mulai tumbuh satu persatu. Hingga
akhirnya, muncullah sebuah makhluk yang begitu serdas, dialah kera.
Kera-kera ini diberi akal pikiran, sehingga mereka
mampu berfikir dan kemudian menyesuaikan diri dan bertahan hidup. Mereka mulai
membangun rumah, kecil dan sederhana. Kemudian terus berkembang hingga menjadi
gedung-gedung disana-sini. Transportasipun mulai dibangun dengan gotong royong
membuatnya dari kayu-kayu pohon yang tumbuh. Dan tanpa mereka sadari mereka
mulai merusak bahkan menyakiti kura-kura dengan mengambil daging dan pohon yang
tumbuh menutupi cangkangnya. Sejenak kura-kura menoleh, memakan sedikit ranting
yang tumbuh di cangkangnya dan kemudian menangis menahan sakit.
Kera tak pernah sadar akan perbuatannya, hingga
suatu ketika kura-kura menoleh dan melihat semua perlakuan kera-kera itu
terhadap dirinya. Merusak cangkangnya, membuat pohon-pohon yang tumbuh diatas
cangkangnya mati dan menjadi tandus lagi. Kekacauan dan karusakan dimana-mana.
Kera-kera itu sangat panik ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah merusak
cangkang kura-kura yang selama ini mereka gunakan untuk tempat mereka hidup.
Dan saat itullah kura-kura menemukan sebuah tempat yang baru, di sana! Di
lautan biru yang luas dengan air yang melimpah. Ia kemudian turun kesana dan
kera-kera itu ketakutan ketika dunia mereka terguncang. Itulah akhir kehidupan
mereka dan kehidupan baru bagi kura-kura.
Dan inilah bumi kita, yang tua, yang rusak, yang
sakit akibat ulah kita sendiri, manusia. Kita tak jauh beda dengan kera yang
serakah. Namun, apakah kita harus mengalaminya hingga bumi semakin parah? Lalu,
dimana kemudia kita akan tinggal? Mencari planet lain? Atau Bumi lain? Atau
mungkin akan tetap seperti sekarang? Merusak dan merusak. Dan pada akhirnya
kita juga akan senasib dengan kera. Atau mencoba memperbaikinya? Semua hanya
bisa kita jawab dengan tindakan kita :)
SAVE
OUR PLANET !
Authors
By:
Dwiarni Fitri Wulansari
waktu sebelumku
aku harap waktu berjalan lebih lambat malam ini,
sebelum aku meninggalkan mereka yang sangat aku cintai.
aku harap mempunyai waktu lebih banyak dengan mereka.
wahai sang waktu,
janganlah kau terus berlari
kumohon beri aku lebih banyak waktu lagi bersama mereka.
aku ingin dipeluknya, dimanjanya, bercanda dengan mereka.
aku tahu, suatu saat nanti kami akan bertemu lagi.
aku pasti akan merindukan mereka.
tertawa, marah, canda, menangis dan semuanya tentang mereka.
hai waktu, aku tahu tinggal beberapa jam lagi
kumohon perlambatlah jalanmu...
jogja,27sept2014
and now...aku sudah tiba di malang :)
sebelum aku meninggalkan mereka yang sangat aku cintai.
aku harap mempunyai waktu lebih banyak dengan mereka.
wahai sang waktu,
janganlah kau terus berlari
kumohon beri aku lebih banyak waktu lagi bersama mereka.
aku ingin dipeluknya, dimanjanya, bercanda dengan mereka.
aku tahu, suatu saat nanti kami akan bertemu lagi.
aku pasti akan merindukan mereka.
tertawa, marah, canda, menangis dan semuanya tentang mereka.
hai waktu, aku tahu tinggal beberapa jam lagi
kumohon perlambatlah jalanmu...
jogja,27sept2014
and now...aku sudah tiba di malang :)
Rabu, 03 September 2014
When I'm With You:2
Rabu, 03 September 2014
Terkadang
cara bicara kita pun bisa menyakiti orang lain tanpa kita ketahui. Lalu,
bagaiman cara menyampaikannya pada orang tersebut? Dalam sebuah hubungan,
selalu harus ada komunikasi bukan? Kita sama-sama tidak ingin menyakiti orang
yang kita sayangi tetapi terkadang ucapan, logat maupun intonasi bicara kita
dapat menyakitinya. Namun, sebenarnya kita hanya berusaha jujur dengannya.
Mengungkapkan apa isi hati kita, bukan justru memndamnya dalam-dalam dan
akhirnya salah paham.
Aku
dan kamu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi memang
bagaimana cara kita saling melengkapi satu sama lain dan membuat kelemahan itu
menjadi kelebihan. Malam ini, aku tak pernah menyadari arah pembicaraan kita
akan sejauh ini. Apakah benar yang aku katakan itu benar-benar isi hati aku
atau sekedar emosi? Aku menyayangimu, sayang yang memang aku tak bisa jauh atau
lepas dari kamu. Tetapi, akhir-akhir ini aku dihadapkan dalam sebuah
permasalahan antara aku, kamu, dan teman-temanku. Sangat wajar ketika kita
ditanya, “mana yang lebih kamu pilih, teman atau pacar?” dan kita menjawab,
“Teman”. Tapi itu lepas dari kita hanya sekedar mamilih saja, dan pada
kenyataannya kita akan lebih memilih ‘pacar’ kita meski terkadang itu terpaksa.
Bukan terpaksa bahwa kita harus mencintainya, tetapi kita yang tak menginginkan
dia lepas dari kita tetapi kita tetap memiliki teman kita.
Bukan
masalah kita lebih suka bermain dengan pacar kita daripada teman kita, dan
bukan juga tentang menyelamatkan salah satu dari mereka (saya belum
mengalaminya jadi tidak bisa menjawab harus memilih siapa). Tetapi, tentang
bagaimana kita membagi waktu antara teman dan pacar, dan tentang bagaimana kita
tetap berhubungan dengan keduanya. Yang sering terjadi adalah pacar kita tidak
mengetahui bagaiman hubungan kita dengan teman kita, bercandaan kita, selera
humor kita, dll. Sehingga, sering terjadi salah paham antara keduanya. Padahal,
ketika kita akan jadian yang kita ajak curhat teman kita, saat ada masalah
dengan pacar juga kita lari sama teman. Tapi, ketika seneng teman kita tidak
tahu? Apa itu teman? Hanya dating saat kita mempunyai sampah saja? Aku berusaha
tidak seperti itu. Tetapi, terkadang keadaan dengan pacar kita yang menuntut
kita seperti itu.
Yah,
kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Introspeksi. Itulah jalannya. Dan
‘Kepercayaan’ antara kita, teman dan pasangan kita.
Langganan:
Postingan (Atom)